Apa pula sensor Lucky itu?
Teruskan saja membaca :-)
Lucky SHD 100 adalah merek film hitam putih buatan Cina, dengan kecepatan ASA (sekarang dikenal dengan ISO) 100.
Kenapa tertarik dengan si Untung ini? Alasan pertama, tentu saja karena film ini lebih murah daripada Fuji Color Superia 200 yang biasa kugunakan. Superia termurah yang bisa kudapatkan di minilab di kotaku adalah seharga 23 ribu rupiah. Belum lagi cuci dan scan filmnya, bisa dibayangkan berapa biayanya.
Dengan si Untung, aku hanya perlu mengeluarkan 11 ribu per rol yang kudapatkan di FJB Kaskus atau 10 ribu rupiah di minilab dengan kondisi kadal alias expired atau kadaluwarsa. Masalah cuci filmnya, bisa kukerjakan sendiri dengan mengeluarkan biaya 20 ribu untuk pengembang MicroMF dan fixer Acifix, yang bisa digunakan untuk lebih dari satu kali pencucian.
Alasan yang kedua adalah kepuasan yang kudapatkan ketika mengocok film dan melihat hasil negatif pada seluloid basah setiap aku mencuci film. Sayangnya aku belum bisa melakukan scan sendiri karena belum mempunyai scanner dengan kemampuan scan film negatif.
Langsung saja lihat hasilnya, seperti ini
Pak Pardi sedang menikmati rokoknya |
dan ini
Suasana di depan Stadion Ketonggo senja hari |
Kedua potret di atas kubuat dengan Nikon FM2N dengan lensa Nikkor 50mm/1.4 dengan sensor Lucky BW SHD 100.
Pengalaman cuci-mencuci film hitam putih ini mendorongku untuk djeprat-djepret street shot lagi, kali ini dengan Canonet QL17 yang lebih ringan dan ringkas.
No comments:
Post a Comment