Pages

Sunday, December 26, 2010

Lensa Normal Helios 58mm f/2

Sebelum mulai membahas The Famous Russian "Helios", apakah lensa normal itu? Di dalam fotografi, lensa normal adalah sebuah lensa yang sudut pandangannya sama atau mendekati sudut pandangan mata manusia. Lensa normal ini dalam dunia fotografi format 35mm biasanya mempunyai panjang fokal (focal length) 45, 50, 55, atau 58mm. Dalam dunia fotografi digital dengan sensor APSC (sensor yang dengan crop factor: 1.5 khususnya pada Sony Alpha-ku), sudut pandang normal bisa didapatkan dengan panjang fokal lensa 28 hingga 35mm. Kenapa begitu? Karena sensor APSC berukuran lebih kecil daripada luas sensor (dalam hal ini film) format 35mm, sehingga jika kita menggunakan lensa untuk format 35mm akan terjadi pemotongan (cropping) terhadap luas gambar. Pada kamera Sony Alpha-ku dengan crop factor 1.5, gambar yang dihasilkan oleh lensa Helios ini akan menjadi seperti gambar yang dihasilkan oleh lensa 87mm (1.5 x 58mm) pada kamera film (atau dikenal juga dengan kamera full frame: tanpa adanya crop). Sehingga, pada kamera APSC hasil lensa normal Helios ini menyerupai hasil lensa short tele.

Bingung? Tenang aja, aku pada awalnya juga bingung kok dengan crop factor dan APSC ini. Tetap gunakan kameramu dan terus membaca blog ini atau forum-forum fotografi, kamu akan menemukan sendiri jawabannya, karena kali ini aku hanya akan membahas lensa Helios 58mm f/2 yang aku miliki.

Kenapa Helios ini begitu terkenal di kalangan pengguna lensa fokus manual, di Indonesia maupun di luar negeri?

Lensa bikinan Rusia ini sangat dikenal oleh peminat fotografi di Indonesia maupun di luar negeri. Apa alasannya?

Pertama, karena lensa ini mudah didapatkan dan cenderung murah. Berbagai varian keluaran Helios untuk lensa 58mm ini banyak beredar di eBay dan lapak FJB. Mulai dari seri 44, 44-2, 44M, 44M-4, dan sebagainya. Aku sendiri memperoleh sebuah kopi Helios 44M di eBay dengan harga US$ 33,99 free ongkos kirim dengan kondisi hampir mint, hanya sedikit debu dan sedikit bekas lap pada lensa. Hitung saja sendiri nilai rupiahnya :-)

Kedua, lensa ini merupakan tiruan dari Carl Zeiss Biotar 58mm f/2. Tau sendiri kan, lensa-lensa Carl Zeiss biasanya dihargai mahal karena kualitas lensa dan hasilnya. Nah, Helios ini adalah tiruannya, setidaknya tiruan diagram lensa yang digunakan oleh Biotar.

Lensa Biotar
Lensa Helios

Ketiga, karena Helios merupakan tiruan Biotar, maka lensa ini pun mewarisi properti Biotar yaitu karakter swirly bokeh yang unik. Swirly bokeh ini berupa bokeh yang melingkar, efeknya seakan-akan bokeh di sekeliling bidang fokus terlihat berputar. Lebih jelasnya lihat contoh foto di bawah.


Terakhir, keempat, lensa Helios ini memiliki mount thread (ulir) M42. Meskipun terdapat juga mount Pentax K (PK), yaitu Helios dengan seri K (seperti Helios 44K, dibandingkan dengan 44M), lensa Helios kebanyakan memiliki mount M42. Mount ini digunakan pada kamera Zenit bikinan Rusia, yaitu kamera yang dipasarkan dengan kit lensa Helios ini. Mount M42 lebih populer digunakan oleh berbagai macam merk kamera. Adapter untuk body DSLR modern pun banyak sekali ditemukan di pasaran. Aku sendiri menggunakan adapter M42-MA dengan auto focus (AF) confirm untuk Sony DSLR. Singkatnya, lebih kompatibel dengan banyak merk kamera deh.

Segitu aja dulu. Banyak pemula DSLR seperti aku yang mencoba lensa fokus manualnya dengan Helios. Jika kamu ingin memulai lensa manual, tidak ada salahnya mencoba dengan lensa ini.

6 comments:

  1. thx bro.. mari berburu kembali kpn2, dgn anggota baru tentu sj..

    ReplyDelete
  2. Basa jawanya mlungker-mlungker

    ReplyDelete
  3. sip gan saya juga pake helios 44M-4 kamera Sony alpha.. hasil gambar bener2x mantap terutama swirly bokehnya...

    ReplyDelete
  4. Gan, klo sya pke kmera m3 ,hrs beli adapter lgi tdk? Kalau perlu adapter, blh dong rekomendasinya. Makasih gan

    ReplyDelete