Pages

Saturday, November 20, 2010

Focusing dengan Manual Fokus


Sebenarnya aku lebih menyukai lensa Pentacon Auto 50mm f/1.8 yang kubeli beberapa waktu lalu daripada lensa kit DT1855 bawaan Sony A290. Kenapa? Karena tone warnanya yang lebih natural dan hasil yang lebih tajam kalau FOKUS.


Nah,kenapa kukatakan di awal tadi: "sebenarnya"? Masalahnya, cukup susah melakukan focusing manual dengan mengandalkan incaran di viewfinder. Apalagi dengan kondisi mataku yang minus dan berkacamata. Bisa bermenit-menit aku membidik dan mendapatkan fokus yang bisa dikatakan sedikit tepat.

Biarpun aku menggunakan adapter M42 dengan AF confirm chip di pantat Pentacon itu, konfirmasi fokus yang diberikan tidak selalu bisa diandalkan. Apalagi dalam kondisi miskin cahaya, biar fokus dimaju-mundurkan pun tidak ada sinyal fokus diperoleh.

Kali ini saking geregetan ga dapat fokus, aku ambil meteran tukang dan kutandai di 1 meter lalu kuletakkan boneka anakku di posisi satu meter itu. Kamera kutaruh di lantai pada ujung meteran posisi 0, tepat pada tanda ? di body kamera yang menunjukkan posisi sensor (kubaca di manual bahwa jarak kamera dengan obyek diukur dari tanda ? di body kamera, bukan dari ujung lensa). Fokus lensa kusetel pada posisi 1 meter juga, lalu timer kuatur 2 detik - set kecepatan shutter juga - dan tit-tit-tit-tit...JEPRET! Hasilnya fokus diperoleh. Asyik...

Sebenarnya untuk focusing manual telah tersedia split focusing screen, yaitu focusing screen yang dimodifikasi dengan menggunakan pelat plastik yang dirancang seperti lensa fresnel, yang membuat tampilan obyek di viewfinder terpotong apabila obyek berada di luar fokus, seperti cara mencari fokus di kamera SLR jadul. Namun karena harganya yang cukup mahal, seperti yang termurah di situs ini berharga US$42.79, aku belum berpikir untuk mendapatkannya. Apalagi membaca dari review di berbagai forum, katanya focusing screen ini tidak nyaman digunakan ketika diafragma dibuka pada f/4 atau lebih kecil, ruang viewfinder jadi gelap dan membuat usaha mendapatkan fokus jadi sulit. Ya sudah, lain kali biar kubawa meteran tukang ini sewaktu-waktu aku berburu cari obyek jepretan, hehehe.

No comments:

Post a Comment